Strict Parents

Strict Parents

 

“Strict parents” atau orang tua yang ketat adalah istilah yang mengacu pada orang tua yang sangat otoriter. Mereka menerapkan aturan dan pengawasan yang sangat ketat terhadap anak-anak mereka. Pendekatan ini sering kali didasarkan pada harapan untuk memastikan anak-anak mereka lebih bertanggung jawab. Anak harus patuh terhadap norma sosial sehingga nantinya akan mencapai kesuksesan dalam kehidupan mereka.

Pola asuh yang ketat ini mencakup pengaturan waktu yang ketat, pengawasan yang berlebihan terhadap teman dan hampir semua aktivitas anak, serta penekanan yang tinggi terhadap disiplin dan juga prestasi disekolah.

 

Strict Parents

 

 

 

Strict Parents Selalu Menjadi Topik yang Menarik.

 

Orang tua yang menerapkan “strict parents” terhadap anak mereka, dapat memiliki dampak yang signifikan. Perkembangan emosional, sosial dan psikologis anak akan berdampak. Dalam banyak kasus, pola ini sebenarnya dilakukan orang tua dengan niat yang baik. Tujuan mereka untuk melindungi anak dan membimbing mereka agar menjadi individu yang bertanggung jawab dan sukses.

Namun, dampak dari pola asuh yang ketat bisa menimbulkan masalah lain yang beragam dan kompleks. Beberapa dampak positif dan negatif yang mungkin timbul pada Anak adalah :

1. Keberhasilan Akademis
Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang ketat mungkin cenderung mencapai prestasi akademis yang baik karena adanya dorongan untuk belajar dan mencapai standar yang tinggi.

2. Kurangnya Kreatifitas dan Inisiatif
Pengasuhan yang terlalu ketat dapat membatasi ruang bagi anak untuk bereksplorasi dan mengembangkan minat dan bakat mereka sendiri. Mereka mungkin merasa terkekang dalam mengambil keputusan sendiri atau takut untuk bereksperimen dengan hal-hal baru.

3. Kesejahteraan Emosional
Tekanan yang tinggi untuk memenuhi harapan orang tua dan takut akan hukuman bisa menyebabkan tingkat stres dan kecemasan yang tinggi pada, hal ini bisa mempengaruhi emosional mereka.

4. Keterampilan Sosial
Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang sangat terstruktur mungkin mengalami kesulitan dalam membangun keterampilan sosial. Anak akan kurang empati karena kurangnya kesempatan mereka untuk bergaul dan berinteraksi dengan cara yang lebih mandiri.

5. Hubungan dengan Orang Tua
Pengasuhan yang ketat dapat mempengaruhi hubungan antara anak dan orang tua. Meskipun mungkin ada kepatuhan yang tinggi, tetapi bisa juga terjadi ketegangan atau jarak emosional karena kurangnya ruang untuk komunikasi yang terbuka dan saling pengertian.

 

 

 

 

Strict Parents Harus Mau Mempertimbangkan Keinginan Anak

 

Bagi orang tua yang menerapkan aturan ketat ini juga penting untuk tetap mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan setiap anak. Papa dan Mama harus memberikan ruang bagi mereka untuk tumbuh dan mengembangkan bakat yang ada pada diri mereka secara penuh.

Setiap anak itu unik, tidak ada anak yang bodoh, semua anak itu pintar dibidangnya masing-masing. Anak yang tidak bisa dibidang tertentu belum tentu juga lemah dibidang lainnya.

Kita kenal Michael Jackson, mungkin saja Michael Jackson kecil saat disekolah dulu tidak terlalu pintar soal pelajaran matematika. Jika orang tuanya terus memaksakan ia harus pintar matematika dan saat dewasa ia juga harus bekerja dikantoran sesuai keinginan orang tuanya maka Michael Jackson tetap akan bisa bekerja dikantoran. Akan tetapi secara prestasi mungkin tidak sehebat jika ia jadi Penyanyi.

Begitu juga sebaliknya, misal orang tua Albert Einstain ingin anaknya jadi Penyanyi. Albert Einstain tetap bisa jadi penyanyi seperti keinginan orang tuanya, akan tetapi apa ia bisa jadi penyanyi sehebat jika ia jadi ahli fisika?

Setiap anak memiliki bakat dan kelebihannya masing-masing sesuai anugrah yang diberikan Tuhan kepada mereka. Komunikasi terbuka dan mau menerima setiap keinginan anak juga merupakan kunci penting untuk memastikan bahwa mereka dapat berkembang dengan baik secara fisik, emosional, dan sosial.

Bagi Ayah Bunda yang ingin mengetahui anaknya mungkin saja berbakat dibidang seni, silahkan bergabung di Sanggar Ananda. Sanggar Ananda akan memberikan latihan, seperti latihan :

  • Akting,
  • Public Speaking/Presenter,
  • Modern Dance,
  • Modeling
  • Vocal/Menyanyi.

Bisa coba dulu Gratis ikut Latihan 1x (Free Trial) jika nanti anaknya suka baru daftar.

Latihan di Sanggar Ananda ini tidak menggangu pelajaran di sekolah dan tidak juga anak harus menjadi artis. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak, jika rasa percaya diri anak sudah tinggi, maka prestasi disekolah juga biasanya akan meningkat dan setelah dewasa ia juga bisa bekerja sesuai keahliannya masing-masing.

Info lengkap tentang Sanggar Ananda silahkan klik DISINI.

– – – –

 

Pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anaknya secara umum ada empat jenis :

 

1. Otoritatif

Pola asuh otoritatif ini menganut paham demokratis. Komunikasi dua arah antara orang tua dan anak akan selalu terjadi. Orang tua selalu berusaha untuk mendukung, mendengarkan dari sudut pandang anak dan responsif untuk menciptakan rasa kesadaran pada anak dengan cara menjelaskan setiap aturan secara bijak.

Pola asuh otoritatif ini memberikan ruang bagi orang tua dengan anak untuk lebih sering berdiskusi satu sama lain. Namun, di sisi lain Ayah Bunda juga tetap memberikan batasan yang jelas terhadap anak serta mendorongnya mereka untuk bersikap lebih mandiri.

Pola asuh otoritatif akan membuat anak bersikap :

  • Mudah bekerjasama dengan orang lain.
  • Mampu berinteraksi dengan baik.
  • Cenderung tidak menunjukkan kekerasan.
  • Dapat mengendalikan diri dengan baik.
  • Memiliki kesehatan mental yang baik.
  • Memiliki keterampilan sosial yang bagus.
  • Cenderung dapat mencapai keberhasilan dalam bidang akademik.

 

2. Otoriter (Strict parents)

Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter memiliki aturan dan kontrol yang sangat tinggi terhadap anak mereka, sedangkan tingkat responsifnya cukup rendah. komunikasi satu arah adalah gaya utama sistem Pola asuh ini, Anak akan selalu mendapat larangan dan perintah secara ketat dari orang tua.

Memberikan hukuman atau menerapkan disiplin keras untuk mengendalikan perilaku anak sering dilakukan orang tua dengan pola asuh otoriter, seperti memberikan hukuman fisik. Yang mana, hal itu tentu berisiko memengaruhi kesehatan mental anak.

Pola asuh yang ketat akan berdampak :

  • Anak selalu takut salah dan sering berbohong.
  • Rentan memiliki masalah mental.
  • Merasa rendah diri dan tidak mandiri.
  • Tidak berani mengemukakan pendapat.
  • Sulit mengambil keputusan sendiri.
  • Cenderung kesulitan mencapai nilai akademik yang memuaskan.

 

3. Permisif

Selalu mengutamakan kenyamanan anak adalah ciri orang tua dengan pola asuh permisif. Hukuman serta aturan yang ketat jarang diterima oleh anak yang menerima pola asuh ini. Papa Mama akan bersikap layaknya teman kepada anak mereka.

Namun di sisi lain, anak tidak bisa memahami batasan yang jelas. Orang tua menjadi lemah terhadap setiap keinginan anak, mereka tidak bisa mengatakan “tidak” dan cenderung menuruti keinginan anaknya. Akibatnya anak bisa memiliki sifat berikut ini ketika dewasa :

  • Tidak mandiri.
  • Impulsif dan agresif.
  • Tidak memiliki tujuan.
  • Memiliki kontrol diri yang kurang baik.
  • Cenderung egois dan mendominasi.
  • Tidak dapat mengikuti aturan.
  • Berisiko lebih besar menghadapi masalah dalam bergaul dan interaksi sosial.

4. Pola Asuh Neglectful

Tidak memberikan batasan yang tegas terhadap anak, orang tua enggan terlibat dalam kehidupan anak, bahkan tidak memperhatikan kebutuhan anak. Sikap ini adalah karakteristik pola asuh neglectful. Singkatnya, pola asuh ini ditandai dengan orang tua yang bersikap cuek.

Masalah kesehatan mental, misalnya orang tua yangpernah  mengalami depresi, menjadi korban pelecehan/kekerasan, atau pernah diabaikan semasa anak-anak adalah faktor yang mendasari orang tua menerapkan pola asuh ini, sehingga mereka juga menerapkan hal yang sama pada anaknya.

Pola asuh neglectful akan membuat :

  • Anak Lebih impulsif.
  • Kurang percaya diri.
  • Terlihat tidak bahagia.
  • Cenderung merasa rendah diri.
  • Tidak mampu mengatur emosi sendiri.
  • Memiliki risiko lebih besar terkena gangguan mental.

Tentu saja masing-masing jenis pola asuh memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Setiap orang tua menggunakan pendekatan yang berbeda dalam membesarkan anak, seperti halnya pemaparan di atas.

 

Lalu, pola asuh manakah yang paling baik untuk diterapkan?

 

Dari keempat tipe tersebut, kebanyakan pola asuh otoriter (Strict parents) yang sering dilakukan oleh para orang tua. Orang tua dengan pola asuh yang tegas ini biasanya mempunyai ekspektasi yang sangat tinggi terhadap anak mereka. Mereka menetapkan terlalu banyak aturan ketat yang harus dipatuhi oleh anak mereka.

Ciri-ciri Orang tua yang  tegas dan penuh aturan (Strict parents) biasanya berasal dari riwayat pola asuh orang tua itu sendiri ketika masih kecil. Anak akan mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan jika dibesarkan oleh orang tua seperti ini. Hal ini dikarenakan anak cenderung hanya mengikuti petunjuk dan keputusan yang diambil orang tuanya sehingga ia tidak terbiasa mengambil keputusan sendiri.

Pola asuh otoriter tidak hanya membuat anak sulit mengambil keputusan, tetapi juga dapat mengakibatkan penurunan prestasi karena anak jadi stress. Hal ini bisa terjadi karena anak merasa terpaksa atau tertekan untuk berprestasi di sekolah, bukan karena pilihannya. Mereka juga sulit mengendalikan emosinya. Anak cenderung lebih agresif, mudah marah dan kasar.

 

Pola Asuh yang paling banyak direkomendasikan adalah Otoritatif

Pola asih ini masih sedikit dilakukan olah para orang tua. Kemungkinan besar anak yang tumbuh dewasa dan memiliki perasaan emosional yang baik, bertanggung jawab serta dapat mengungkapkan pendapat, dulunya diasuh oleh orang tua yang otoritatif (demokrasi dan berwibawa).

 

Jadi komunikasikan setiap keinginan anak Papa Mama, jika mereka ingin mencoba bakatnya dibidang seni silahkan gabung di Sanggar Ananda.

Bagi anak Papa Mama yang kurang percaya diri juga bisa berlatih di Sanggar Ananda untuk lebih meningkatkan kepercayaan diri mereka. Gratis Coba ikut latihan 1x (Free Trial 1x). Info lengkapnya WA ke : 0812 7454 1022 atau ke 0819 7761 1919.

 

Atau Klik Tombol WA dibawah ini ! :

 

 

 

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *